SEKILAS WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA YANG KURANG MEMADAI
Pendidikan suatu bangsa berperan penting dalam
menentukan kemajuan suatu bangsa. Buruknya sistem pendidikan suatu
bangsa akan berimbas pada keterlambatan kemajuan suatu bangsa.
Sebaliknya, baiknya sistem pendidikan di suatu bangsa baik pulalah
kemajuan bangsa tersebut. Di negeri ini, tanpa kita sadari atau tidak,
terdapat kesenjangan sosial dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan
terutama pada fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh sekolah-sekolah
padahal kita tahu bahwa negeri ini selalu menetapkan standar nilai-nilai
yang harus dicapai ketika ujian akhir tiba. Lalu, apakah kedua situasi
yang demikian ini telah terlihat fer bila kita bandingkan
dengan pendidikan yang ada di pedalaman?. Dapat kita bayangkan bagus dan
baiknya sekolah-sekolah yang ada di perkotaan, selain fasilitas yang
memadai, para pengajar yang berkualitas dan ahli dibidangnya juga pada
letak sekolah-sekolah tersebut yang dapat menjangkau dengan mudah segala
kebutuhan yang diperlukan dalam pendidikan, ditunjang pula dengan
adanya bimbingan belajar yang menjamur diperkotaan. Keadaan seperti ini
sangat kontras jika kita bandingkan dengan sistem pendidikan yang ada di
pedalaman-pedalaman. Sekolah yang hanya sekedarnya saja, dimulai dari
gedung sekolah yang bangunannya mulai bobrok; fentilasi yang dapat
dimasuki debu lebih banyak, lubang-lubang pada atap sehingga matahari
tanpa sungkan memasukkan cahayanya yang menyilaukan mata dan lantai
berlubang dengan tanahnya yang tampak (gedung sekolah tidak layak
pakai). Selain itu, fasilitas yang ada pun benar-benar jauh dari kata
memadai, para pengajar yang ada hanya beberapa orang sehingga banyak
sekolah-sekolah pedalaman yang kekurangan tim pengajar, dan kurangnya
perhatian pihak sekolah dalam mengadakan ekstra kurikuler baik dalam
bidang olahraga ataupun dalam bidang keilmuan.
Kita sudah sering mendengar dalam media masa baik
dari televisi ataupun radio bahwa ada dibeberapa tempat yang gedung
sekolahnya sudah tak layak pakai, namun pemerintah setempat kayaknya
lebih memilih untuk memejamkan mata atau bersikap acuh tak acuh melihat
keadaan seperti ini atau barangkali pemerintahan yang terdapat di daerah
tersebut terlalu miskin hingga masalah gedung sekolah seperti itu saja
tak mampu untuk diselesaikan dengan baik. Atau ketika gedung sekolah
yang tak layak pakai tersebut terekspos barulah pihak pemerintahan
setempat melakukan tindakan. Terkadang situasi yang menyedihkan ini
membuat kita geram. Selain gedung sekolah yang termasuk dalam fasilitas
pendidikan, adapula fasilitas-fasilitas lain yang masih kurang atau
tidak terdapat disekolah-sekolah pedalaman, seperti; kebersihan MCK yang
ada disekolah, ruang-ruang yang mendukung kegiatan belajar;
perpustakaan, Lab. Bahasa, Lab. IPA, Lab. Komputer maupun jaringan
internet sebagai pemenuhan pendidikan dalam kemajuan teknologi serta
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang kreatifitas siswa-siswa sekolah
tersebut.
Kita sebagai kaum intelektual muda atau kaum elit
pendidikan yang memiliki fungsi sebagai penyeimbang antara pemerintahan
dengan rakyat seharusnya pun lebih dapat berpikir kritis dalam memahami
situasi dan kondisi yang demikian, paling tidak kita dapat menyumbangkan
pemikiran kita yang berupa gagasan atau ide-ide yang dapat membangun
sehingga ide-ide tersebut nantinya dapat terealisasi dengan baik. Kita
juga dapat memberi gagasan berupa tawaran solusi dalam permasalahan
semacam ini. Misalnya, pada kasus pendidikan yang minim terdapat di
pedalaman-pedalaman daerah. Solusi yang ditawarkan berupa; pemerintah
menganggarankan APBD lebih dialokasi buat pendidikan khusus daerah
pedalaman. Dengan adanya alokasi dari APBD ini kemudian dapat digunakan
untuk memenuhi fasilitas-fasilitas sekolah seperti pembangunan kembali
gedung sekolah yang sudah tak layak pakai, pembangunan gedung-gedung
baru yang dapat digunakan sebagai laboratorium IPA, laboratorium bahasa,
laboratorium komputer ataupun perpustakaan. Selain pembangunan gedung,
fasilitas lainnya yang dapat direalisasikan adalah adanya jaringan
internet disekolah sehingga siswa dapat mengakses pengetahuan dengan
mudah, ditambah lagi siswa dapat mengerti dengan teknologi yang
berkembang pada saat ini dan dapat memanfaatkan teknologi tersebut
dengan baik. Kemudian, anggaran yang ada tersebut dapat pula
diperuntukkan kepada kegiatan-kegiatan yang ada disekolah baik pengadaan
kegiatan ekstra kurikuler bidang olahraga maupun bidang keilmuan
seperti pelatihan menghadapi olimpiade mipa, LCT, ataupun pelatihan
pidato, yang semua kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas
siswa dan menyaring bibit unggul atau menyaring siswa yang memiliki
kemampuan lebih. Yang tak kalah penting pula adalah pengadaan tim
pengajar yang ahli dibidangnya sehingga dalam kegiatan belajar mengajar
siswa tak lagi kekurangan guru sebagai tokoh pengajar ilmu pengetahuan.
Untuk itu, perlunya anggaran untuk menaikkan gaji guru yang mengajar di
sekolah-sekolah pedalaman jua tak kalah penting, mengingat secara
kondisional biasanya sekolah-sekolah yang ada dipedalaman jaraknya cukup
jauh dengan kota, kebutuhan sehari-hari yang sulit dijangkau dan
dibutuhkan mental yang kuat untuk menghadapi lingkungan yang berupa
pedalaman.
Perbaikan sistem pendidikan dan perhatian terhadap
pendidikan yang ada di pedalaman-pedalaman memang tak hanya merupakan
tanggungjawab pemerintah meski memang pemerintahlah yang memiliki peran
besar, namun juga tanggungjawab bersama terutama kepada rakyat yang
ekonominya diatas rata—rata. Sumbangan yang diberikan untuk membangun
pendidikan yang lebih baik meski sedikit akan terasa berharga dalam
prosesnya. Membuka mata dan lebih peka terhadap kondisi masyarakat
negeri ini terutama pendidikan dipedalaman adalah langkah awal dalam
usaha kita membangun negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar