Senin, 10 Desember 2012

Menelusuri Perkembangan Telekomunikasi Indonesia Sambil Berburu Gadget di ICS dan FKI 2012

Jakarta, 9 Juni 2012 – Berkunjung ke area ICS dan FKI 2012 rasanya belum lengkap jika belum mendatangi booth Museum Telekomunikasi di Assembly Hall JCC. Dikelilingi oleh stand operator seperti Axis, Indosat, Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata, Museum Telekomunikasi merupakan tempat yang menyediakan informasi perjalananan industri telekomunikasi di Indonesia sejak tahun 1984 sampai dengan saat ini, dimana perangkat mobile sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Perjalanan telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan hadirnya NMT (Nordic Mobile Phone) dengan sistem analog yang dikembangkan oleh The Telecommunication Administration of Sweden, Norwegia, Finlandia, dan Denmark. Setahun berselang, teknologi bergeser ke NMT Modifikasi dengan sistem AMPS (Advance Mobile Phone System), dimana ada 4 operator di Indonesia yang menggunakan sistem ini, yaitu PT Rajasa Hazanah Perkasa, PT Elektrindo Nusantara, PT Centralindo Telekomindo, dan PT Panca Sakti.
Tahun 1993, industri GSM (Global System for Mobile Communication) mulai berkembang di Indonesia, ditandai dengan proyek percontohan seluler digital PT Telkom di pulan Batam dan Bintan. Dekade ini, semakin marak operator GSM beroperasi di Indonesia, mulai dari PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang menggunakan SIM Card (1994), disusul oleh Telkomsel yang didirikan oleh Telkom (1995), dan PT Excelcomindo Pratama (1996). Hingga akhir tahun 1999, terdapat 2,5 juta pelanggan seluler di Indonesia dan sebagian besar adalah pengguna produk ketiga operator tersebut.
Tahun 2000, layanan SMS (Short Message Service) mulai marak dan Nokia mejadi brand yang sangat populer. Tahun 2002, penyedia jaringan telekomunikasi Ericsson dan Alcatel mulai masuk ke Indonesia. Tahun 2003, era CDMA dimulai dengan hadirnya Esia dan Flexi milik Telkom. Kehadiran CDMA diakui cukup berdampak pada jumlah pengguna seluler meningkat tajam karena semakin murahnya tarif layanan dan handset.
Tahun 2006 Hutchinson masuk ke Indonesia dengan merek 3, disusul Axis tahun 2008. Perkembangan telekomunikasi pun semakin pesat di era ini dengan hadirnya berbagai merek smartphone yang memudahkan akses internet dari telepon. Dan sampai akhir tahun 2011, menurut data ATSI (Asosiasi Telepon Seluler Indonesia), pengguna layanan seluler Indonesia telah mencapai 240 juta lebih.
Dwi Putri Winahyu, IT Division Manager Dyandra Promosindo mengatakan bahwa Museum Telekomunikasi ini merupakan  bagian dari pameran ICS 2012 yang bertujuan untuk memberikan  informasi  sejarah telekomunikasi Indonesia dengan design dan display yang menarik. “Dengan melihat Museum Telekomunikasi, masyarakat yang sebagian besar sudah menggunakan teknologi mobile dalam kehidupan sehari-hari akan memperoleh wawasan mengenai sejarah dan perkembangan teknologi di tanah air. Informasi ini sangat relevan, apalagi setelah mengunjungi stand museum Telekomunikasi, pengunjung dapat melihat langsung booth peserta ICS yang menampilkan produk-produk telekomunikasi terkini,” tambah Wina.

Berburu Gadget, Dapat Bonus Hadiah
Kemeriahan FKI dan ICS juga terasa tidak lengkap jika tanpa promo hadiah maupun diskon. Panitia penyelenggara menawarkan Program Hadiah Langsung, dimana setiap pengunjung yang melakukan transaksi pembelian produk di FKI dan ICS 2012 (khusus Jakarta) senilai Rp 5 juta berhak mendapatkan 1 (satu) hadiah langsung. Untuk hadiah langsung berlaku untuk 100 pengunjung pertama yang berbelanja senilai minimal Rp 5 juta (tidak berlaku kelipatan) untuk setiap harinya.
Selain itu, pengunjung yang beruntung juga tiba-tiba bisa mendapatkan Uang Kaget. Pengunjung dengan nomer tiket beruntung akan mendapatkan hadiah langsung uang tunai senilai Rp. 1 juta, yang harus dibelanjakan pada area pameran dalam kurun waktu 15 menit. Selama kurun waktu berbelanja tersebut pemenang akan didampingi panitia untuk berburu gadget yang diinginkan pemenang.
Tak hanya panitia penyelenggara, para exhibitor pun berlomba-lomba menawarkan paket (bundling) promo, cash back, diskon, lucky dip, buy one get one, cicilan 0%, lelang, hingga hadiah langung. Sebut saja potongan harga untuk Apple iPad, Apple iPhone dan Blackberry. Pengunjung yang mencari tablet juga berkesempatan membeli tablet Android 4.0 dengan kisaran harga Rp 800 ribu untuk produk T2 dari Advance serta tablet termurah dari IMO di harga Rp 550 ribu.
Fujitsu menawarkan cash back sebesar US$ 100 berlaku untuk 40 unit pembelian pertama setiap hari untuk tipe-tipe notebook dengan processor Intel i3, i5 dan i7. Dell tak ketinggalan dengan memberikan cashback USD 30 pada Dell Inspiron N4050. Toshiba memberikan harga spesial untuk Sattelite L-Series dengan potongan harga US$ 30, dan harga special US$ 1,199 untuk seri R830.
Sementara itu, untuk aksesoris seperti Logitech memberikan tawaran bagi pengunjung untuk menukarkan trade-in mouse dengan mouse wireless Logitech dengan harga Rp 99 ribu. Begitu juga potongan harga untuk aksesoris lain mulai dari mouse, keyboard, dan speaker. Anti virus Kaspersky yang baru saja mengangkat Sherina Munaf sebagai brand ambassador-nya juga tak ketinggalan memberikan harga khusus dengan potongan sampai Rp 200 ribu. Untuk external hard disk, Buffalo rata-rata dipotong Rp 200 ribu, bahkan dapat wireless router gratis jika membeli CloudStation Buffalo.
“Berbagai program promo yang ada di pameran tentu sangat menarik bagi masyarakat untuk berkunjung ke ICS dan FKI. Khususnya di akhir pekan ini, akan banyak pengunjung yang memadati area JCC, dan semakin banyak pula exhibitor yang menawarkan paket penjualan menarik,” kata Wina.
Sampai dengan hari ketiga pelaksanaan pameran, Dyandra Promosindo telah mencatat 75.812 pengunjung, dan diperkirakan akan meningkat pada akhir pekan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

script src='http://colorfullink.googlecode.com/files/smiley_comment.js' type='text/javascript'/>