Senin, 10 Desember 2012

PENDIDIKAN YG KURANG MEMADAI




SEKILAS WAJAH PENDIDIKAN  INDONESIA YANG KURANG MEMADAI
Pendidikan suatu bangsa berperan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Buruknya sistem pendidikan suatu bangsa akan berimbas pada keterlambatan kemajuan suatu bangsa. Sebaliknya, baiknya sistem pendidikan di suatu bangsa baik pulalah kemajuan bangsa tersebut. Di negeri ini, tanpa kita sadari atau tidak, terdapat kesenjangan sosial dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan terutama pada fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh sekolah-sekolah padahal kita tahu bahwa negeri ini selalu menetapkan standar nilai-nilai yang harus dicapai ketika ujian akhir tiba. Lalu, apakah kedua situasi yang demikian ini telah terlihat fer bila kita bandingkan dengan pendidikan yang ada di pedalaman?. Dapat kita bayangkan bagus dan baiknya sekolah-sekolah yang ada di perkotaan, selain fasilitas yang memadai, para pengajar yang berkualitas dan ahli dibidangnya juga pada letak sekolah-sekolah tersebut yang dapat menjangkau dengan mudah segala kebutuhan yang diperlukan dalam pendidikan, ditunjang pula dengan adanya bimbingan belajar yang menjamur diperkotaan. Keadaan seperti ini sangat kontras jika kita bandingkan dengan sistem pendidikan yang ada di pedalaman-pedalaman. Sekolah yang hanya sekedarnya saja, dimulai dari gedung sekolah yang bangunannya mulai bobrok; fentilasi yang dapat dimasuki debu lebih banyak, lubang-lubang pada atap sehingga matahari tanpa sungkan memasukkan cahayanya yang menyilaukan mata dan lantai berlubang dengan tanahnya yang tampak (gedung sekolah tidak layak pakai). Selain itu, fasilitas yang ada pun benar-benar jauh dari kata memadai, para pengajar yang ada hanya beberapa orang sehingga banyak sekolah-sekolah pedalaman yang kekurangan tim pengajar, dan kurangnya perhatian pihak sekolah dalam mengadakan ekstra kurikuler baik dalam bidang olahraga ataupun dalam bidang keilmuan.
Kita sudah sering mendengar dalam media masa baik dari televisi ataupun radio bahwa ada dibeberapa tempat yang gedung sekolahnya sudah tak layak pakai, namun pemerintah setempat kayaknya lebih memilih untuk memejamkan mata atau bersikap acuh tak acuh melihat keadaan seperti ini atau barangkali pemerintahan yang terdapat di daerah tersebut terlalu miskin hingga masalah gedung sekolah seperti itu saja tak mampu untuk diselesaikan dengan baik. Atau ketika gedung sekolah yang tak layak pakai tersebut terekspos barulah pihak pemerintahan setempat melakukan tindakan. Terkadang situasi yang menyedihkan ini membuat kita geram. Selain gedung sekolah yang termasuk dalam fasilitas pendidikan, adapula fasilitas-fasilitas lain yang masih kurang atau tidak terdapat disekolah-sekolah pedalaman, seperti; kebersihan MCK yang ada disekolah, ruang-ruang yang mendukung kegiatan belajar; perpustakaan, Lab. Bahasa, Lab. IPA, Lab. Komputer maupun jaringan internet sebagai pemenuhan pendidikan dalam kemajuan teknologi serta kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang kreatifitas siswa-siswa sekolah tersebut.
Kita sebagai kaum intelektual muda atau kaum elit pendidikan yang memiliki fungsi sebagai penyeimbang antara pemerintahan dengan rakyat seharusnya pun lebih dapat berpikir kritis dalam memahami situasi dan kondisi yang demikian, paling tidak kita dapat menyumbangkan pemikiran kita yang berupa gagasan atau ide-ide yang dapat membangun sehingga ide-ide tersebut nantinya dapat terealisasi dengan baik. Kita juga dapat memberi gagasan berupa tawaran solusi dalam permasalahan semacam ini. Misalnya, pada kasus pendidikan yang minim terdapat di pedalaman-pedalaman daerah. Solusi yang ditawarkan berupa; pemerintah menganggarankan APBD lebih dialokasi buat pendidikan khusus daerah pedalaman. Dengan adanya alokasi dari APBD ini kemudian dapat digunakan untuk memenuhi fasilitas-fasilitas sekolah seperti pembangunan kembali gedung sekolah yang sudah tak layak pakai, pembangunan gedung-gedung baru yang dapat digunakan sebagai laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer ataupun perpustakaan. Selain pembangunan gedung, fasilitas lainnya yang dapat direalisasikan adalah adanya jaringan internet disekolah sehingga siswa dapat mengakses pengetahuan dengan mudah, ditambah lagi siswa dapat mengerti dengan teknologi yang berkembang pada saat ini dan dapat memanfaatkan teknologi tersebut dengan baik. Kemudian, anggaran yang ada tersebut dapat pula diperuntukkan kepada kegiatan-kegiatan yang ada disekolah baik pengadaan kegiatan ekstra kurikuler bidang olahraga maupun bidang keilmuan seperti pelatihan menghadapi olimpiade mipa, LCT, ataupun pelatihan pidato, yang semua kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas siswa dan menyaring bibit unggul atau menyaring siswa yang memiliki kemampuan lebih. Yang tak kalah penting pula adalah pengadaan tim pengajar yang ahli dibidangnya sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa tak lagi kekurangan guru sebagai tokoh pengajar ilmu pengetahuan. Untuk itu, perlunya anggaran untuk menaikkan gaji guru yang mengajar di sekolah-sekolah pedalaman jua tak kalah penting, mengingat secara kondisional biasanya sekolah-sekolah yang ada dipedalaman jaraknya cukup jauh dengan kota, kebutuhan sehari-hari yang sulit dijangkau dan dibutuhkan mental yang kuat untuk menghadapi lingkungan yang berupa pedalaman.
Perbaikan sistem pendidikan dan perhatian terhadap pendidikan yang ada di pedalaman-pedalaman memang tak hanya merupakan tanggungjawab pemerintah meski memang pemerintahlah yang memiliki peran besar, namun juga tanggungjawab bersama terutama kepada rakyat yang ekonominya diatas rata—rata. Sumbangan yang diberikan untuk membangun pendidikan yang lebih baik meski sedikit akan terasa berharga dalam prosesnya. Membuka mata dan lebih peka terhadap kondisi masyarakat negeri ini terutama pendidikan dipedalaman adalah langkah awal dalam usaha kita membangun negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

script src='http://colorfullink.googlecode.com/files/smiley_comment.js' type='text/javascript'/>